Sunday, February 21, 2010

AMALAN TARIKAT AHMADIAH IDRISSIAH

Di petik daripada Kitab Pengantar kepada Tarekah Ahmadiyyah Arrashiddiyyah Aldandarawiyyah(فرائد الماثر المروية للطريقة الأحمدية الرشدية الدندروية) karangan Al-Marhum Sheikh Haji Ahmad bin Sheikh Haji Muhammad Said bahawa amalan dan wirid Tarekah Ahmadiyyah yang utama ada tiga iaitu:-

1-Al-Tahlil ( التهليل )

Lafaznya ialah:-

لاَاِلَهَ اِلاّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ فِي كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَمَا وَسِعَهُ عِلْمُ اللهِ

Ertinya:- Bahawasanya tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad itu adalah pesuruh Allah pada setiap kerlipan mata dan nafas sebanyak bilangan ilmu Allah.


2-Selawat Azamiah (الصلوات العظمية )


اَللّهُمَّ اِنِّيْ أَسْاَلُكَ بِنُوْرِ وَجْهِ اللهِ الْعَظِيْمِ الَّذِي مَلأ أَرْكانَ عَرْشِ اللهِ الْعَظِيْمِ وَقَاْمَتْ بِهِ عَوَاْلِمُ اللهِ الْعَظِيْمِ أَنْ تُصَلِّىَ عَلَى مَوْلانَا مُحَمَّدٍ ذِي الْقَدْرِ الْعَظِيْمِ وَعَلَى آلِ نَبِيِّ اللهِ الْعَظِيْمِ بِقَدْرِ عَظَمَةِ ذَاْتِ اللهِ الْعَظِيْمِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَمَا فِيْ عِلْمِ اللهِ الْعَظِيْمِ صَلاةً دَاْئِمَةً بِدَوَاْمِ اللهِ الْعَظِيْمِ تَعْظِيْمًا لِحَقِّكَ يَا مَوْلانَا يَا مُحَمَّدُ يَا ذَا الْخُلُقِ الْعَظِيْمِ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ مِثْلَ ذَلِكَ وَاجْمَعْ بَيْنِىْ وَبَيْنَهُ كَمَا جَمَعْتَ بَيْنَ الرُّوْحِ وَالنَّفْسِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا يَقَظَةً وَمَنَامًا وَاجْعَلْهُ يَارَبِّ رُوْحًا لِذَاْتِىْ مِنْ جَمِيْعِ الْوُجُوْهِ فِى الدُّنْيَا قَبْلَ الأخِرَةِ يَا عَظِيْمُ




Ertinya:- Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepadaMu dengan Nur Wajah Allah yang Maha Besar, yang memenuhi segala penjuru ‘Arasy Allah Yang Besar, dan dengannya berdiri seluruh alam Allah yang Agung. Moga engkau bersalawat ke atas penghulu kami Muhammad S.A.W yang mempunyai martabat yang agung dan ke atas keluarga Nabi Allah Yang Besar, dengan kadar kebesaran Zat Allah Yang Maha Besar, pada setiap kerlipan mata dan nafas sebanyak bilangan ilmu Allah Yag Maha Besar, dengan salawat yang berkekalan sebagaimana kekalnya Allah Yang Maha Besar, Penghormatan bagi engkau wahai tuan kami, wahai Muhammad, wahai yang mempunyai akhlak yang besar(indah). Salam kesejahteraan daripadaMu ke atas keluarganya seperti yang demekian itu juga. Himpunkanlah di antara aku dan dia (Nabi Muhammad S.A.W ) sebagaimana Engkau menghimpunkan antara roh dan jasad, zahir dan batin sama ada ketika sedar atau tidur. Jadikanlah dia (Nabi Muhammad S.A.W ) wahai Tuhanku, roh bagi zatku daripada sekalian wajah (keadaan) di dalam dunia ini sebelum hari akhirat, wahai Allah yang Maha Besar.



3-Istighfar Kabir (الاستغفار الكبير )




أَََسْتَغفِرُ اللهَ العَظِيْمَ الََّذِيْ لاَاِلَهَ اِلاّ هُوَ الْحَيَّ القَيُّوْمَ غَفَّارَ الذُّنُوْبِ ذَالْجَلالِ وَالاِكْرَامِ وَأَتُوْبُ اِلَيْهِ مِنْ جَمِيْعِ الْمَعَاصِى كِلِّهَا وَالّذُنُوْبِ وَالأثَامِ وَمِنْ كُلِّ ذَنْبٍ أَذْنَبْتُهُ عَمْدًا وَخَطَأً ظَاهِرًا وَبَاطِنًا قَوْلاً وَفِعْلاً فِىْ جَمِيْعِ حَرَكَاتِىْ وَسَكَنَاتِىْ وَخَطَرَاتِىْ وَأَنْفَاسِىْ كِلِّهَا دَائِمًا أَبَدًا سَرْمَدًا مِنَ الذَّنْبِ الَّذِىْ أَعْلَمْ وَمِنَ الْذَّنْبِ الَّذِىْ لاَ أَعْلَمْ عََدَدَمَا أَوْجَدَتْهُ الْقُدْرَةُ وَخَصَّصَتْهُ الاِرَادَةُ وَمِدَادَ كَلِمَاتِ اللهِ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِ رَبِّنَا وَجمَاَلِهِ وَكَمَالِهِ وَكَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى

Ertinya:- Aku memohon keampunan kepada Allah Yang Maha Besar, yang bahawasanya tiada Tuhan melainkan Dia, Tuhan yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri dengan sendirinya. Maha Pengampun bagi segala dosa, wahai yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Aku bertaubat kepada-Nya daripada segala jenis maksiat,dosa dan kesalahan yang telah aku lakukan sama ada dengan sengaja atau tidak sengaja,sama ada yang zahir mahupun yang batin, sama ada pada perkataan,perbuatan dalam setiap pergerakan atau diamku, yang terlintas dihatiku dan diriku semuanya selama-lamanya. Tidak kira sama ada dosa-dosa yang aku ketahui atau tidak aku ketahui, sebanyak mana yang dicakupi oleh Ilmu Allah, yanh dihitung oleh buku amalan dan yang ditulis oleh pena. Sebanyak mana yang diadakan oleh Qudrat dan dituntut oleh Iradat dan sebanyak tinta kalmia-kalimah Allah sepertimana yang selayaknya bagi kebesaran zat Tuhan kami,keelokanNya, kesempurnaannya dan sepertimana yang dikasihi oleh Tuhan kami dan yang diredhainya.

Sunday, February 7, 2010

Doa Boleh Merubah Takdir

Sabda Rasulullah saw , “Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah ta’ala selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi 2065)

Imam Al-Ghazali berkata, ,’Kalau anda mengatakan,’Apa gunanya berdoa kalau takdir tak bisa diubah lagi? Maka jawabnya ,’ Ketahuilah bahwa termasuk bagian dari takdir ialah menolak bala’ (musibah) dari doa.
Ibnul Qayyim mengatakan bahwa, doa adalah obat yang paling bermanfaat. Dialah lawan bala’, yang akan menolak, membereskan dan menahannya agar tidak terjadi, serta mengangkat atau meringankannya bila benar terjadi.
Doa adalah sebab yang dapat menolak bala’ dan mendatangkan rahmat, sebagiamana perisai sebagai penahan panah dan air penyebab tumbuhnya tanaman. Keberadaan doa dan musibah adalah seperti perisai yang menahan laju panah.
... See More
Dari riwayat Aisyah ra, bahwa Rasulullah bersabda, “ Kewaspadaan tidak mampu menolak takdir, sedangkan doa mampu memberikan manfaat terhadap musibah baik yang sudah menimpa maupun yang belum menimpa. Apabila musibah turun, ia akan ditemui doa, kemudian keduanya berbenturan hingga hari kiamat ,” (Hr Ath Thabrany dan Hakim, dihasankan Al-Albani).

Saudaraku, doa merupakan sebuah pintu yang agung. Bila seorang hamba mengetuknya, akan datang kepadanya kebaikan yang berturut-turut dan berkah yang melimpah.
Doa menjadikan seorang hamba beriman akan menjadi orang yang optimis. Sebab keadaan hidupnya yang selama ini dirasakan hanya berisi kesengsaraan dapat berakhir dan berubah. Asal ia tidak berputus asa dari rahmat Allah ta’aala dan ia mau bersungguh-sungguh meminta dengan do’a yang tulus kepada Allah ta’aala Yang Maha Berkuasa.

Doa, menurut ilmu bahasa adalah kata benda. Ditinjau dari pendekatan kuantum, doa adalah gelombang energi kuanta yang disebut pikiran dan perasaan (dimana keduanya juga merupakan kata benda).

Saudaraku Doa adalah salah satu bentuk ibadah, ia adalah ketaatan yang paling mulia dan ibadah yang utama, serta Allah tidak menerima sesuatu dari seorang hamba , kecuali yang ikhlash dan mengharap keridhaan-Nya.
Sebagaimana firman Allah , yang artinya ,” Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan allah, maka janganlah kamu berdoa kepada seorangpun didalamnya disamping berdoa kepada Allah, “ (Qs. Jin : 18)

Sebagaimana firman Allah , yang artinya ,” Maka berdoalah kepada Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya, “ (Qs. Al-Mukminun : 14).

Saudaraku, sering kita setelah berdoa namun masih merasa cemas, takut dan gundah, itu bisa diartikan keyakinan kita akan doa itu sendiri masih perlu dipertebal. Kita sering menyangsikan sendiri, kita sulit untuk yakin terhadap efektivitas doa kita. Justru kondisi inilah yang mengakibatkan berkurangnya kepercayaan kita terhadap Allah.

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ

“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah ta’aala mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS Az-Zumar 53-54)

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, yang artinya ,” …. Apabila kamu meminta, mintalah kepada Allah dan apabila kau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah ….. “,(Hr tirmidzi –ahmad, disahihkan Al-Albani)

Demikianlah, hanya orang yang tetap berharap kepada Allah ta’aala saja yang dapat bertahan menjalani kehidupan di dunia betapapun pahitnya taqdir yang ia jalani. Ia akan senantiasa menanamkan dalam dirinya bahwa jika ia memohon kepada Allah ta’aala dalam keadaan apapun, yakinlah maka derita dan kesulitan yang dihadapi akan berubah.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Tuhanmu berfirman, "Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS Al-Mu’min 60)

Dan yang tidak kalah pentingnya bahwa seorang muslim tidak boleh pernah berhenti meminta kepadaNya, karena sikap demikian merupakan suatu kesombongan yang akan menjebloskannya ke dalam siksa Allah ta’aala yang pedih. Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:

مَنْ لَمْ يَدْعُ اللَّهَ غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ
“Barangsiapa tidak berdo’a kepada Allah ta’aala, maka Allah ta’aala murka kepadaNya.” (HR Ahmad 9342)

Saudaraku, janganlah berputus asa dari rahmat Allah ta’ala. Bila Anda merasa taqdir yang Allah ta’ala tentukan bagi hidup Anda tidak memuaskan, maka tengadahkanlah kedua tangan dan berdo’alah kepada Allah ta’ala. Allah Maha Mendengar dan Maha Berkuasa untuk mengubah taqdir Anda. Barangkali di antara do’a yang baik untuk diajukan sebagai bentuk harapan agar Allah ta’ala mengubah taqdir ialah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ

“Ya Allah, perbaikilah agamaku untukku yang mana ia merupakan penjaga perkaraku. Perbaikilah duniaku yang di dalamnya terdapat kehidupanku. Perbaikilah akhiratku untukku yang di dalamnya terdapat tempat kembaliku. Jadikanlah hidupku sebagai tambahan untukku dalam setiap kebaikan, serta jadikanlah matiku sebagai istirahat untukku dari segala keburukan.” (HR Muslim 4897)

Saudaraku , seringkali kita sudah merasa banyak berdoa dan meminta segala keinginan namun pada saat yang sama, kita masih merasa kuatir dan kecemasan dalam pikiran kita. Justru rasa inilah yg akan merusak doa kita. Bila seorang hamba telah menyerahkan segala persoalannya kepada Allah, mengapa mesti cemas ?

Saudaraku sesuatu yang ditakdirkan ini, sungguh ia ditakdirkan dengan sebab. Termasuk dari sebabnya ialah doa. Tidaklah sesuatu itu ditakdirkan dengan sebab. Sehingga selama seorang hamba melakukan sebabnya, maka terjadilah apa yang ditakdirkan. Namun , bila ia tidak melakukan sebabnya, maka yang ditakdirkan pun tidak akan terjadi.
Berkaitan dengan doa Umar bin Khaththab berkata ,’ Saya tidak memikirkan jawaban dari doa . Karena apabila saya diilhami untuk berdoa, maka jawabannya pun pasti ada bersamanya,”.

Saudaraku, cobalah anda baca syair ini,
Sekiranya engkau ya Allah tak ingin aku mendapatkan apa yang kuharap dan kuminta dari kemurahan tangan-Mu
Tentu Engkau tak akan membiasakanku untuk berdoa
Maka barang siapa yang diilhami untuk berdoa berarti doanya pun pasti diijabahi.

Allahu a’lam

Sumber : eramuslim, At-tadawi bil istighfari bis shdaqati bid dua’I bil Qur’ani, bis shalati bis shaumi, Hasan bin ahmad Hamman